Laut dalam merupakan salah satu tempat paling gelap di dunia. Pada daerah laut dalam – lebih dari 1.000 m – cahaya matahari tidak bisa menembus ke dalam, sehingga tempat itu selalu diliputi kegelapan abadi. Karena kehidupan di daerah ini amat keras, maka hewan-hewan dilaut dalam pun beradaptasi dengan cara-cara aneh. Salah satunya adalah ikan angler(Melanocoetus johnsoni), ikan laut dalam yg paling terkenal.
Ikan angler (angler fish) merupakan ikan yg unik. Penampilannya sekilas menyeramkan karena tubuhnya berbentuk bulat & memiliki mulut yg lebar & bertaring melengkung panjang. Ciri khas lain ikan angler adalah organ lampu pada semacam “tali pancing” di bagian atas moncongnya. Ikan angler jenis lain, misalnya Thaumaticthys pagidostomus, memiliki organ cahaya di bawah giginya. Ikan angler tidak memiliki gelembung renang, karena pada kedalaman itu gelembung renang – dan paru-paru manusia – akan hancur akibat tekanan bawah laut, sehingga ikan itu menghabiskan seluruh hidupnya di laut dalam & tidak pernah naik ke permukaan.
Ikan angler sangat termodifikasi untuk bertahan di laut dalam. Di kedalaman ini, nyaris tidak ada makanan karena cahaya matahari tidak bisa menembus, sehingga tidak ada rumput laut sebagai produsen bawah laut. Karena itulah, makanan begitu berharga di sini. Mulut ikan angler lebar & bergigi tajam, sehingga mangsa apapun yg tertangkap mustahil untuk melarikan diri. Ikan ini bahkan sanggup membuka rahangnya amat lebar – seperti rahang ular – sehingga hewan yg berukuran lebih besar dari dirinya pun bisa ditelan. Karena tidak bisa berenang cepat & sulit melihat di kegelapan, ikan ini memancing mangsanya dengan organ cahaya. Organ cahaya itu sebenarnya merupakan kumpulan bakteri bercahaya yg menghisap darah inangnya. Ketika ada mangsa yg tetarik oleh umpan cahaya di kegelapan itu, mangsanya akan mendekat & ketika mangsanya tidak menyadari bahaya di dekatnya, ikan angler akan segera mencaploknya. Ikan angler juga bermetabolisme lambat sehingga bisa hidup hanya dengan memakan sedikit makanan
Orang sering mengira bahwa semua ikan angler menghasilkan cahaya. Sebenarnya, hanya ikan betina yg menghasilkan cahaya. Ikan jantan ukurannya jauh lebih kecil dari betina & memiliki semacam gigi mirip kait di mulutnya. Ketika ikan jantan sudah dewasa, ia akan mencari ikan betina dari jenisnya. Jika sudah menemukannya, ikan jantan akan menggigit betina seperti lintah hinggap pada mangsanya. Lama kelamaan, gigi sang pejantan akan tertanam di daging ikan betina & keduanya menyatu. Sejak itu, ikan jantan hidup dengan menghisap darah si betina. Ketika pejantan mati, maka ia berubah menjadi semacam kantong sperma yg melekat pada tubuh betinanya, sehingga betina tidak perlu repot-repot lagi mencari pasangan. Seekor ikan angler betina bisa membawa 3 pejantan kecil melekat pada tubuhnya.
Dengan menggunakan persediaan sperma dari pejantan yg menyatu pada dirinya, ikan angler betina membuahi telurnya sendiri. Seekor angler betina bisa melepaskan jutaan butir telur sekali berpijah. Telur-telur itu kemudian akan mengapung & ketika menetas, mereka akan memakan plankton. Ketika tumbuh, ikan angler muda akan mengalami semacam metamorfosis ketika mulai turun pada kedalaman 1.000 m. Betina mulai menumbuhkan kail bercahaya pada moncongnya & tetap tumbuh normal, sementara pejantannya menumbuhkan gigi capit & berhenti tumbuh sejak ukuran tertentu (sekitar 15 cm). Seekor angler betina bisa berukuran 12 kali lebih besar dari pejantannya
No comments:
Post a Comment